Hari itu, suasana di Gedung PWI Yogyakarta begitu hangat dengan kehadiran para wartawan dari Kota Solok. Saya, Ervan Yuhenda, sebagai wartawan yang turut serta dalam acara tersebut, merasakan betapa pentingnya momen ini bagi perkembangan profesi kami.
Saya ingin menceritakan terkait pengalaman pada waktu itu, meskipun sudah lama, beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada hari Rabu 28 Maret 2018, namun akan saya luangkan sedikit waktu untuk menceritakannya.
Ketua PWI DIY Sihono menjadi narasumber dalam FGD |
Hari itu, ruangan di Gedung PWI Yogyakarta dipenuhi oleh suara ramai diskusi antara wartawan dari Kota Solok dan perwakilan PWI DIY. Mereka berkumpul dalam Forum Group Discussion yang diselenggarakan oleh PWI DIY, PWI Kota Solok dan Pemerintah Kota Solok melalui Bagian Humas dan Protokol, dengan tujuan memperkuat komitmen dan mental jurnalis dalam menyajikan informasi yang lugas dan berimbang.
"Selamat datang, para wartawan dari Kota Solok! Kami sangat senang bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan Anda semua," sambut Sihono, Ketua PWI DIY, dengan ramah.
Kami pun dipersilakan duduk, siap untuk memulai diskusi yang diharapkan akan memberikan dampak positif bagi dunia pers, terutama di Kota Solok. Kabag Humas Pemko Solok, Nurzal Gustim, memulai pembicaraan dengan membahas tentang pentingnya pers yang kritis dan solutif.
"Dengan adanya FGD ini, kami berharap dapat membawa hal-hal positif dari Yogyakarta untuk diterapkan di Kota Solok. Pers haruslah menjadi pemersatu bangsa," ujarnya penuh semangat.
Rombongan jurnalis dari Kota Solok tiba di DIY |
Diskusi pun bergulir, membahas berbagai permasalahan yang sering dihadapi oleh wartawan, seperti maraknya oknum wartawan yang tidak sesuai dengan kode etik, kondisi kesejahteraan wartawan yang masih memprihatinkan, dan merebaknya berita hoaks yang semakin mengkhawatirkan.
"Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Nurzal. Pers haruslah menjadi penyeimbang dan pemecah konflik, bukan malah menjadi bagian dari masalah," tambah Arie salah satu wartawan.
Sihono pun memberikan pandangannya tentang kondisi pers di Indonesia yang masih jauh dari harapan. "Kita perlu menjadi lebih sensitif terhadap kondisi masyarakat dan kritis dalam menganalisis masalah," katanya.
Percakapan semakin seru ketika Hudono, Wakil Ketua PWI DIY Bidang Pembelaan Wartawan, memberikan penekanan pada pentingnya mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam pemberitaan.
"Wartawan harus berhati-hati dalam menyebutkan nama dan identitas agar tidak menimbulkan fitnah," ujarnya.
rombongan wartawan asal kota solok |
Diskusi berlanjut dengan antusiasme yang tinggi. Setiap peserta berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang bagaimana pers harus berperan dalam masyarakat. Ada yang mengutarakan bahwa pers haruslah menjadi kontrol sosial yang adil dan berimbang, sementara yang lain menekankan pentingnya pers yang beretika dan menghormati nilai-nilai agama dan kesusilaan masyarakat.
"Sebagai wartawan, kita harus bisa menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Pers haruslah memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat," ujar Welluril, salah satu wartawan peserta diskusi dengan penuh semangat.
Saya, sebagai wartawan yang ikut serta dalam diskusi ini, merasa terinspirasi oleh berbagai pandangan dan pemikiran yang terungkap dalam acara tersebut. Kami semua sepakat bahwa pers haruslah menjadi kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah. Dari Yogyakarta, kami membawa pulang semangat baru untuk terus meningkatkan kualitas pemberitaan dan berperan aktif dalam membangun bangsa.
Kami terus mendiskusikan berbagai isu yang relevan dengan dunia pers, seperti pentingnya sensitivitas dalam meliput berita, kritis dalam menyajikan informasi, dan solutif dalam memberikan pemecahan masalah. Setiap peserta memberikan pandangan dan pengalaman mereka, menciptakan suasana diskusi yang dinamis dan penuh inspirasi.
rombongan wartawan kota solok |
"Saya percaya, dengan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai wartawan, kita dapat memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat dan negara," ujar Syafriadi salah satu peserta dengan penuh keyakinan.
Diskusi pun berlanjut hingga siang hari, diwarnai dengan tawa dan persahabatan di antara para peserta. Kami saling bertukar ide dan memberikan dukungan satu sama lain, merasa bahwa kami tidak sendirian dalam menjalani perjuangan sebagai wartawan.
Seiring matahari mulai meninggi, acara pun memasuki sesi penutupan. Sihono, dengan senyum di wajahnya, mengucapkan terima kasih kepada semua peserta atas partisipasi dan kontribusi mereka dalam FGD ini.
"Semoga apa yang telah kita diskusikan hari ini dapat menjadi semangat baru bagi kita semua untuk terus meningkatkan profesionalisme dalam dunia jurnalistik," ucapnya dengan tulus.
Kita pun meninggalkan Gedung PWI Yogyakarta dengan hati yang penuh inspirasi dan tekad yang baru. Kami berjanji untuk terus mengabdi pada profesi kami sebagai wartawan, menjaga integritas dan etika dalam setiap pemberitaan yang kami buat. Dari Yogyakarta, kami membawa pulang semangat untuk terus berjuang demi pers yang lebih baik, pers yang senantiasa berpihak pada kebenaran dan keadilan.
rombongan wartawan tiba di DIY |
Setelah acara berakhir, kami bertemu di luar gedung untuk berbincang-bincang lebih lanjut. Suasana keakraban semakin terasa, seolah kami bukan hanya rekan kerja, tapi juga sahabat dalam perjuangan yang sama.
"Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti diskusi tadi?" tanya Nurzal Kabag Humas Kota Solok, sambil tersenyum.
"Saya merasa sangat terinspirasi. Diskusi ini benar-benar membuka mata saya tentang pentingnya peran pers dalam masyarakat," jawab saya sambil mengangguk.
Kita berbagi cerita tentang tantangan dan pengalaman kami sebagai wartawan di Kota Solok. Setiap cerita yang kami dengar memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang betapa pentingnya integritas dan etika dalam dunia jurnalistik.
"Saya berharap kita semua dapat membawa semangat ini pulang ke Kota Solok dan menerapkannya dalam setiap liputan kita," ujar Viko salah satu wartawan lainnya.
suasana fgd |
Kami berjanji untuk terus mendukung dan menginspirasi satu sama lain, menjadikan acara ini sebagai tonggak baru dalam perjalanan kami sebagai wartawan. Dengan semangat yang baru, kami pun pulang ke Kota Solok, siap menghadapi tantangan yang ada dengan penuh semangat dan dedikasi.
Setelah kembali ke Kota Solok, semangat dari Forum Group Discussion (FGD) di Yogyakarta masih terasa kental dalam diri saya dan rekan-rekan wartawan lainnya. Kami merasa terpacu untuk memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam dunia jurnalistik, menjadikan pers sebagai kekuatan yang mempersatukan dan memberikan solusi bagi masyarakat.
Kita pun melakukan pertemuan rutin di pers room untuk membahas perkembangan terkini di Kota Solok dan bagaimana kami dapat meliputnya dengan lebih baik. Diskusi-diskusi ini tidak hanya meningkatkan kualitas liputan kami, tetapi juga mempererat tali persaudaraan di antara kita. Selain itu, kita juga memutuskan untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya media yang berimbang dan berintegritas, untuk mendorong masyarakat agar menjadi konsumen berita yang cerdas dan kritis.
Tak lupa, kita juga terus menjaga komunikasi dengan PWI DIY dan memanfaatkan jaringan yang telah terbentuk dalam FGD tersebut untuk saling bertukar informasi dan pengalaman. Hal ini memungkinkan kami untuk selalu mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang dinamika dunia pers dan menerapkannya dalam karya-karya jurnalistik kami.
rombongan wartawan kota solok |
Dengan semangat dan komitmen yang baru, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat Kota Solok dan Indonesia pada umumnya melalui karya-karya jurnalistik kami. Kita percaya, dengan pers yang lebih berkualitas, kita dapat membangun masyarakat yang lebih cerdas dan berkeadilan.
Suatu hari, dalam salah satu pertemuan, kami mendiskusikan tentang pentingnya memberikan pemberitaan yang berimbang dan tidak tendensius. Kita semua sepakat bahwa sebagai wartawan, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan informasi yang akurat dan tidak memihak kepada satu pihak.
"Saya pikir, sebagai media lokal, kita harus menjadi contoh bagi media lainnya dalam memberikan pemberitaan yang berimbang," ujar saya kepada teman - teman.
Kami pun berinisiatif untuk melakukan pelatihan internal tentang etika jurnalistik dan teknik penyusunan berita yang baik. Hal ini kita lakukan sebagai upaya kita untuk terus meningkatkan kualitas pemberitaan kita dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
rombongan wartwan kota solok |
Selain itu, kita juga mulai aktif melakukan liputan-liputan khusus tentang isu-isu penting yang terjadi di Kota Solok, seperti pembangunan infrastruktur, masalah kesehatan, dan isu-isu lingkungan. Kami berusaha memberikan sudut pandang yang berbeda dan mendalam dalam setiap liputan kami, agar masyarakat dapat memahami secara lebih baik tentang isu-isu tersebut.
Semangat untuk terus berkontribusi bagi masyarakat terus membakar dalam diri kami. Kita percaya, dengan menjaga integritas dan profesionalisme dalam setiap liputan kami, kami dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi Kota Solok dan masyarakatnya.
Kreator: Ervan Yuhenda